Selasa, 21 September 2010

- ISL 2010/2011
Demi Menjaga Jatah di LCA

Jakarta - Musim baru Indonesia Super League (ISL) segera bergulir. Kedelapan belas klub kontestan diminta untuk lebih profesional menaati aturan PT Liga Indonesia demi menjaga jatah Indonesia di kompetisi antar klub Asia khususnya Liga Champions.

Meski menjadi salah satu liga terpopuler di kawasan Asia Tenggara namun soal profesionalisme, klub-klub di Tanah Air masih harus belajar dari negara tetangga macam Malaysia, Singapura atau Thailand. Hal inilah yang masih perlu digalakkan terus di kompetisi ini.

Sudah jadi rahasia umum jika klub disini hampir semuanya masih "menyusu" pada bantuan dari pemerintah daerah atau biasa disebut APBD. Terhitung hanya Arema Indonesia, Persib Bandung, Pelita Jaya dan Semen Padang yang berstatus sebagai klub non plat merah.

Tak hanya soal status finansial dan legal pun, klub-klub peserta ISL masih banyak yang bermasalah dengan infrastruktur khususnya stadion mempunyai kualitas di bawah standar AFC. Bisa dihitung memakai jari berapa stadion yang sudah lolos verifikasi PT Liga sejak tiga tahun lalu peraturan ini diberlakukan.

AFC setiap musim selalu rutin mengadakan penilaian kepada setiap klub peserta ISL. Hasil penilaian itu mempengaruhi betul jatah Indonesia di kancah kompetisi klub Asia. Jika klub-klub di Indonesia masih juga bermasalah dengan tiga aspek di atas, maka bisa jadi tak akan ada lagi wakil 'Merah Putih' di Liga Champions dan hanya mendapat tempat di kasta kedua, Piala AFC.

"Kami (PT Liga) mengharapkan ke-18 klub bisa memenuhi persyaratan (infrastruktur, legal dan finansial) yang diajukan AFC. Ini sangat perlu demi menjaga jatah Indonesia di Liga Champion Asia, sebab bila kita tak memenuhi standar mereka maka jatah kita akan hilang di LCA," tegas perwakilan PT Liga Lano Mahardika dalam manager meeting ISL di Hotel Sultan, Senin (20/9/2010) malam WIB.

Untuk musim ini saja sudah ada tujuh klub yang dinyatakan bermasalah dalam hal stadion tempat mereka bermarkas yaitu Persela Lamongan, Semen Padang, PSM Makassar, Persiwa Wamena, Persiba Balikpapan, Persibo Bojonegoro dan PSPS Pekanbaru.

Beberapa klub seperti PSM, PSPS dan Semen Padang sudah mempersiapkan stadion cadangan untuk sementara waktu. Namun masalah ISL tak hanya soal itu, ada yang lebih krusial lagi yaitu soal perizinan dari pihak berwajib yang musim lalu masih menjadi momok sehingga menyebabkan molornya jadwal dan kerugian bagi banyak klub.

Musim ini di daerah Karawang (Pelita Jaya), Bontang (Bontang FC), Samarinda (Persisam) dan Balikpapan (Persiba) akan diadakan Pilkada yang berpotensi membuat laga bisa diundur atau batal.

"Untuk tanggal 26 September hingga 3 Oktober yang merupakan awal bergulirnya liga, kami sudah memastikan jadwal semua klub sudah fix dan tak ada perubahan. Namun secara teori setelah tanggal 3 masih bisa ada perubahan jadwal terkait situasi yang dihadapi para klub itu," tutur CEO PT Liga Joko Driyono.

PT Liga sendiri sejak jauh-jauh hari sudah menegaskan akan menindak tegas setiap klub yang tak mampu memenuhi standar mereka dan juga yang gagal menggelar pertandingan."Kalau tak memenuhi syarat stadion itu, maka bisa saja dicoret,” ucap Presiden Direktur PT Liga Andi Darussalam Tabussala beberapa waktu lalu.

Namun pertanyaannya kini adalah apakah operator liga nasional itu bisa konsisten dengan peraturan yang mereka buat? Kita lihat saja. Sebab dari banyak pengalaman sebelumnya lagi-lagi "pengampunan" atau sekadar "keringanan" selalu diberikan pada klub yang "mbalelo" itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar