Jumat, 07 Januari 2011
Denpasar - Liga Primer Indonesia (LPI) membawa angin segar bagi masyarakat dan pecinta bola di Bali. Tenggelamnya beberapa klub sepakbola kebanggaan terobati dengan lahirnya klub sepakbola baru, yang dikenal dengan sebutan Bali Devata.
Bali memiliki sejarah bola yang lumayan mentereng di kancah nasional. Nama besar pesepakbola Rae Bawa dan Putu Yasa sudah lama tenggelam. Klub sepakbola di Pulau
Dewata yang pernah menjadi kebanggaan masyarakatnya, seperti Gelora Dewata, Perseden, dan Persegi pun telah tenggelam.
"Bersamaan dengan tenggelamnya pesepakbola dan klub-klub yang pernah membawa nama Bali di pentas nasional tenggelam pula jagat bola di Bali. Masyarakat Bali bermimpi tentang lahirnya sebuah klub sepak bola yang bisa membawa Bali di pentas liga nasional," kata CEO Bali Devata Roso Daras di sela-sela peluncuran klub sepakbola ini di Stadium Cafe, Sanur, Denpasar, Rabu (5/1/2011).
Asa itu pun muncul di 2010, ketika LPI digagas. Bali yang memiliki sejarah sepakbola namun telah surut berusaha untuk ikut terlibat dalam ajang ini. "Bali menjadi salah satu daerah yang wajib ikut. Sejak itu persiapan membentuk klub dirancang," ujar Roso.
Sejak itulah, penggila bola dan masyarakat Bali merancang klub yang bisa berkiprah di sebuah liga yang dikelola secara profesional di pentas nasional. Bali Devata
didirikan oleh tim yang terdiri dari Arya Abhiseka, Yon Moeis (LPI Pusat) dan I Made Raymond, penggila bola Bali. Konsorsium LPI kemudian yang menugaskan Roso Daras sebagai CEO pertama yang memimpin klub yang bernaung di bawah badan usaha PT Bali Dewata United.
Bali Devata telah resmi diperkenalkan kepada masyarakat Bali. Peluncurannya mendapat sambutan hangat dari masyarakat dan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten di Bali. Peluncuran itu dihadiri oleh beberapa kepala daerah, seperti Bupati Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Bupati Bangli Made Gianyar, Wakil Bupati Badung Ketut Sudikerta, Wakil Wali Kota Denpasar Jaya Negara, dan anggota DPR RI asal Bali Gede Pasek Suardika.
Bali Devata mengusung maskot Naga Banda, sebuah simbol keagungan dan keistimewaan. Secara filosofi, maskot Naga Banda mencengkeram bola dalam lingkaran Tridatu memiliki makna Bali Devata diharapkan membawa spirit Tridatu. Bijaksana (Satwam) yang dalam bahasa olah araga disebut sportif, energi (Rajah) dan kompak bersatu (Tamah) menuju puncak prestasi (keagungan). "Target kita adalah menjadi juara LPI," kata Roso.
Klub yang bermaskot Naga Banda sambil mencengkeram bola ini masih bermaterikan 18 orang pemain yang didominasi pemain lokal dan dua legiun asing yang telah resmi
bergabung. Selama LPI bergulir, Bali Devata akan bermarkas di Stadion Ngurah Rai, Denpasar. Sedangkan, stadion Kapten Dipta akan menjadi lapangan alternatif. Stadion Ngurah Rai akan segera diperbaiki sehingga bisa digunakan untuk laga tandang pada awal Februari.
"Kita sangat siap 99 persen. Penggunaan stadion Ngurah Rai sebagai base akan disepakati setelah penandatangan MoU dengan Pemerintah Bali.. Kita akan merenovasi lapangan, kamar ganti, dan tribun. Semua biaya ditanggung LPI. Kita mendapatkan hak pakai," kata Roso.
Bali Devata dibesut oleh pelatih asal Belanda, Willy Scheepers. Ia pernah menjadi pemain di Liga Belanda PSV Eindhoven. Sebelum melatih Bali Devata, ia pernah berkarier sebagai pelatih sebuah klub di Jerman, Swiss, dan Yunani.
Profil Bali Devata
CEO : Roso Daras
Team Manager : I Made Raymond
Ass. Team Mgr : Ryan Ishkak
Pelatih : Willy Scheepers (Belanda)
Julukan : Laskar Dewata
Stadion : Ngurah Rai
Berdiri : 10 November 2010
Daftar Pemain Bali Devata
1. Ngurah Komang Arya Perdana
2. Agusa Purwanto
3. Nengah Sulendra
4. Agus Winarno
5. Tezar Ari Aksara
6. Asep Tri Aksara
7. Wayan Sukadana
8. Ketut Mahendra
9. Gede Darma Putra
10. Nyoman Armawan
11. Gede Jeno Wiliantara
12. Edi Supriono
13. Komang Adnyana
14. I Made Dwi Arya Dana
15. Komang Ariawan
16. Bosaco Cabral
17. Ali Fahrizi
18. Pascal Heye
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar