Selasa, 04 Januari 2011

- 'APBD untuk Perbaiki Fasilitas, Bukan Biayai Klub'

Solo - Selama ini hampir semua klub di Indonesia dibiayai oleh APBD. CEO kontestan LPI Solo FC, Kesit B Handoyo menilai bahwa APBD digunakan untuk membenahi fasilitas, bukan untuk pembiayaan klub.

Penggunaan dana APBD dinilai sebagai salah satu hal yang membuat klub-klub kontestan kompetisi sepakbola di Indonesia tak kunjung bisa mandiri yang ujung-ujungnya sulit bisa menjadi klub profesional. Salah satu tujuan dibentuknya LPI adalah agar tim bisa tak lagi bergantung kepada APBD tersebut.

Sebagai salah satu kontestan LPI, Solo FC juga berusaha mencoba membangun sebuah sepakbola yang profesional. Tim asal Jawa Tengah tersebut bertekad sebagai klub mandiri yang tidak akan meminta dana dari anggaran APBD.

"Kita perlu bangga di Kota Solo ini masih banyak lapangan bola. Tetapi jika diamati, kualitas rumputnya masih kurang memadai. Jadi sebaiknya dana APBD untuk membenahi rumput lapangan bola, bukan untuk membiayai klub sepakbola-nya," ujar CEO Solo FC Kesit B Handoyo dalam launching Solo FC di Hotel Novotel Solo, Senin (3/1/2011) malam WIB.

Kesit menambahkan Solo FC tidak akan memasang target terlalu muluk dalam kompetisi LPI. Menurut Kesit, sebagai klub baru sambil jalan Solo FC akan terlebih dulu membenahi banyak sektor.

"Semua klub pasti keinginannya ya jadi juara. Tapi sebagai klub baru pastinya kita juga harus realistis. Pada awal-awal kompetisi ini kita akan berusaha mencapai hasil optimal sembari membenahi diri setahap demi setahap. Yang jelas kita akan terus memberi andil demi kebaikan sepak bola nasional ke depan," ujarnya.

Solo FC akan memulai laga di LPI menghadapi Persema Malang di Stadion Manahan pada tanggal 8 Januari mendatang. Laga perdana tim yang diasuh Branko Babic tersebut juga akan menjadi laga perdana kompetisi LPI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar