Kamis, 07 Oktober 2010
Jakarta - Salah satu penyebab terpuruknya persepakbolaan Indonesia saat ini diklaim akibat buruknya sistem pembinaan usia muda. Maka Indonesian Football Academy (IFA) diciptakan demi mencari bibit-bibit muda berbakat.
IFA sendiri memberikan kesempatan emas kepada delapan pemain Indonesia untuk menimba ilmu di Inggris dan Belanda. Kedelapan pemain tersebut, merupakan hasil seleksi yang IFA lakukan pada 45 pemain dan nantinya dibagi dalam dua kelompok umur, U-14 dan U-15.
"Konsep ini telah berjalan sejak berdirinya IFA sekitar enam bulan yang lalu. Kami membuat konsep pembinaan usia muda, yang akan ditempat di luar negeri," tukas Direktur Utama IFA, Iman Arif, dalam jumpa pers di FX Senayan, Rabu (6/10) sore WIB.
Dilanjutkan Iman, pembinaan seharusnya dilakukan oleh semua klub yang ada di Indonesia. Namun, hal tersebut tidak berjalan. Beda halnya dengan liga-liga besar di Eropa yang sudah menerapkan pembinaan usia dini sejak usia enam tahun.
"Pembinaan usia muda memang tidak berjalan maksimal disemua klub Indonesia. Contohnya di negara-negara lain, semua klub memiliki pembinaan usia muda yang tertata rapi," sambungnya.
IFA memilih Belanda dan Inggris sebagai pembinaan karena kedua negara tersebut memiliki sistem pembinaan yang cukup baik.
"Ada empat pemain yang akan diterbangkan ke Inggris dan empat pemain ke Belanda. Sekitar bulan Februari, mereka akan dikirim. Apakah para pemain tersebut bisa menunjukkan performa dan beradaptasi dengan cuaca di sana?" tandasnya.
Program tersebut, kata Iman, untuk mengukur kemampuan anak-anak tersebut untuk menjalani program yang dirancang IFA selama tiga tahun ke depan.
"Dari enam bulan mereka disana, kami akan melihat apakah mereka bisa menyesuaikan diri dengan cuaca, makanan, dan kerasnya kompetisi. Kalau saja bisa beradaptasi selama enam bulan, mereka akan di sana selama tiga tahun," terang Iman.
"Kami menyerahkan semuanya kepada pemain. Apa ingin main di Indonesia atau luar negeri," pungkas pria yang juga menjabat Ketua Badan Tim Nasional (BTN) itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar