Kamis, 10 Maret 2011

- 'Krisis Persepakbolaan Harus Cepat Diselesaikan'

Makassar - Krisis persepakbolaan Tanah Air harus segera diselesaikan secepatnya dengan sebuah revolusi persepakbolaan. Jika tidak, krisis ini akan serupa dengan krisis infrastruktur yang menyebabkan Indonesia tertinggal dari negara-negara lainnya.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Erwin Aksa,Rabu (9/3/2011).

Menurut sosok yang saat menjabat sebagai manajer umum PSM Makassar itu, sistem persepakbolaan Tanah Air perlu melakukan perubahan mendasar, yang berujung pada rasa persatuan dan kebersamaan antar klub sepakbola di Indonesia.

Di mata Erwin yang ini masuk bursa calon Ketua Umum PSSI, pembenahan harus dilakukan agar timnas sepakbola kita tidak tertinggal dari negara-negara yang sebelumnya di bawah Indonesia, seperti Vietnam, Kamboja dan Filipina.

"Kalau tidak dibenahi secara strategis kita akan tetap tertinggal, persoalan PSSI saat ini karena tidak pernah mencapai prestasi sepakbola yang bisa membanggakan bagi 250 juta jiwa warga kita, sehingga terjadi kekacauan seperti ini," tutur CEO Bosowa Group ini.

Putra Wakil Ketua MPR Aksa Mahmud dan keponakan mantan Wapres Jusuf Kalla ini menilai perubahan di tubuh PSSI hanya akan terjadi apabila nilai-nilai kedisiplinan, transparansi dan keadilan diterapkan oleh pelaku-pelaku industri sepakbola yang bernaung di bawah payung PSSI.

Maraknya ketidakdisiplinan yang dilakukan klub-klub sepakbola dalam menerapkan aturan-aturan main organisasi PSSI, manajemen industri sepakbola yang tidak transparan dan ketidak-adilan yang terjadi telah memecah belah persatuan antar klub sepakbola Tanah Air.

"Karena manajemen yang tidak transparan, ketidakadilan yang biasa dilakukan wasit, telah menciptakan rasa permusuhan antar daerah atau pendukung. Padahal tujuan yang paling penting adalah bagaimana sepakbola menjadi alat pemersatu," pungkas Erwin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar